Iman Tanpa Perbuatan – Alkisah ada seorang anak yang memiliki semangat
yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan. Berbagai kegiatan pelayanan dia
ikuti. Dari paduan suara, buletin, pelayan mimbar, pengurus
pemuda/remaja di gerejanya, belum lagi pelayanan-pelayanannya di kampus.
Sampai-sampai anak tersebut menelantarkan kuliahnya.
Pada suatu saat ada acara pemuda dan dia ditugaskan menjadi koordinator
sie dekorasi. Acara diadakan hari jumat sore, padahal jumat paginya dia
harus mengikutin ujian akhir semerter. Karena dia merasa diberi
tanggung jawab sebagai koordinator, maka dia mengabaikan ujiannya dan
tetap ikut mendekor sampai dini hari. Sepulang dari gereja dia merasa
sangat lelah dan akhirnya tertidur. Keesokan paginya dia bangun
kesiangan, ujian dimulai jam 8.00 dan dia baru bangun jam 7.30, padahal
jarak tempuh rumah – kampus sekitar 20 menit. Dengan tergesa-gesa dia
mandi dan berangkat, singkat cerita sampailah di kampus. Sebelum
mengerjakan soal anak tersebut berdoa, “Tuhan, aku berserah kepadaMu.
Kau Allah yang jauh lebih besar dari semua masalahku, aku percaya Kau
sanggup menolongku mengerjakan soal-soal tes ini. Amin.” Apa yang
terjadi kemudian? Setelah beberapa minggu keluarlah nilai ujian dan
ternyata anak tersebut dinyatakan tidak lulus.
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti
dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Menurut Ibrani 11 : 1. Namun
penjelasan tentang iman tidak hanya seperti itu saja. Iman bukan
sekedar percaya bahwa kita pasti akan mendapat apa yang kita inginkan.
Anak tersebut di atas bisa dikatakan memiliki “iman” karena dia percaya
bahwa Tuhan sanggup menolong dia mengerjakan soal-soalnya dan dapat
lulus dalam ujian mata kuliah tersebut. Tetapi apa yang terjadi? Dia
gagal dalam ujiannya. Hal tersebut disebabkan karena “iman”nya tidak
berdasar pada sesuatu yang benar. Dia mengatakan percaya tapi tidak
disertai dengan tindakan iman. Banyak orang kristen beranggapan bahwa
iman itu hanyalah sekedar percaya dan yakin pada diri sendiri.
Tentu bukan iman yang seperti itu yang Tuhan kehendaki. Tuhan
menuntut sebuah ketaatan dan kerja keras kita untuk membuktikan iman
kita. fokus dari iman yang benar bukanlah pada tujuan atau sesuatu yang
ingin kita raih, melainkan pada Tuhan. Bagaimana pengorbanan kita untuk
menunjukkan iman kita. Seperti iman Abraham kepada Allah, dia rela
mempersembahkan anak satu-satunya kepada Allah. Itulah iman yang benar.
Jadi jangan hanya berpendapat bahwa iman hanya sekedar percaya saja,
tetapi Allah butuh tindakan nyata kita karena iman tanpa perbuatan
hakikatnya adalah mati.
“Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa
ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman
itu menyelamatkan dia?”
Yakobus 2 : 14
skip to main |
skip to sidebar
God is the author of your life. Trust Him with the pen.
Rabu, 25 Februari 2015
Kursor
Feedjit
Total Pageviews
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Haiii long time no see, and how are you today? Engga kerasa sudah hampir beberapa bulan ini saya tidak ngepost di blog ini, karena saya sib...
-
Semakin banyak komunitas Kristen yang mempunyai visi untuk mendapatkan jodoh Tapi kenapa justru semakin banyak aku jumpai baik Pria/Wanita ...
-
halooo.. i'm back again, kali ini gue pengen membagi sedikit pengetahuan gue tentang sebuah novel Sherlock Holmes. siapa sih yang tidak ...
About Me
- dychandra
0 komentar:
Posting Komentar